Tempat Mustajab untuk Berdoa di Tanah Suci
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)
Multazam dan Rhaudah, Tempat Mustajab untuk Berdoa di Tanah Suci
Sebagai manusia tentu kita banyak hajat yang ingin dicapai. Setelah berusaha maksimal, pasti keberhasilan yang ingin di dapat. Entah itu soal pekerjaan, jodoh, belajar dan segala cita-cita yang pingin diraih. Namun semua itu tergantung pada yang Maha Kuasa, karena atas iradat-Nya lah segala sesuatu terjadi. Kewajiban kita hanyalah berusaha, berdo’a dan bertawakkal atau pasrah menerima segala ketentuan sang pengatur alam, termasuk mengatur diri kita.
Ya, berdoa menjadi langkah selajutnya untuk kita lakukan setelah berusaha. Sudah barang tentu harapan kita adalah apa yang kita do’a kan Allah kabulkan. Dan pastinya Allah akan mengabulakn setiap do’a yang hamba panjatkan kepada-Nya.
Sebagaimana firmannya; “Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60).
Lebih afdhal dan mustajab lagi apabila do’a yang dipanjatkan berada di tempat yang mustajab. Setiap jamaah haji maupun umrah pasti sangat mafhum (paham) tempat-tempat mustajabnya do’a di Tanah Suci ini. Karenanya, tempat-tempat itu selalu ramai dipadati jamaah yang ingin dikabulkan segala do’a dan hajatnya.
Berikut tempat-tempat paling mustajab untuk berdo’a di Tanah Suci:
1. Multazam
Multazam merupakan tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Multazam merupakan tempat paling utama. Merengeklah di sana kepada Allah Swt. Jika memungkinkan, pegang pintu Ka’bah, cucurkanlah air mata sambil memohon apapun yang kita inginkan, baik kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi. Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: “Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tidak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan.” (HR. Ahmad)
2. Rukun atau Sandi 4 Sudut Ka'bah
Rukun adalah sandi atau tiang, yakni 4 sudut Ka’bah yang diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Aswad dikenal dengan Hajar Aswad merupakan posisi “batu hitam” yang menurut sebagian riwayat adalah batu dari yang menggantung setinggi 1,5 meter dari atas tanah. Saat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat perintah dari Allah untuk meninggikan pondasi Ka’bah, Hajar Aswad dijadikan salah satu pondasi. Hajar Aswad adalah posisi permulaan bagi jamaah haji/umroh untuk melakukan tawaf. Karena keistimewaannya, berdoa di hajar aswad sangat mustajab. Disunnahkan juga untuk mencium batu hitam tersebut.
3. Di bawah Mizab
Mizab atau pancuran Ka'bah atau talang air ini terletak di arah Hijir Ismail. Pancuran ini belum ada di zaman Nabi Ibrahim as. Talang ini dibuat suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Ka’bah. Di bagian depannya tertulis lafal Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan pada sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya, ‘talang ini diperbaharui pelayan dua tanah suci, Fahd bin Abdul aziz Al Sa’ud, Raja Arab Saudi’. Usai berthawaf, jemaah haji atau umrah biasanya menyempatkan diri berlama-lama memanjatkan doa di sini.
4. Hijir Ismail
Pada Hijir Ismail, hijir dipagari oleh tembok rendah yang disebut juga dengan al-Hatim berbentuk setengah lingkaran dan terletak di sebelah utara Ka’bah. Hijir Ismail dibangun Nabi Ibrahim sebagai tempat berteduh sewaktu membangun Ka’bah. Rasulullah saw bersabda, “Dari Aisyah ra berkata: Aku ingin sekali masuk kedalam ka’bah untuk shalat di dalamnya.” Maka Rasulullah Saw menarik tanganku masuk ke Hijir Ismail seraya berkata “Apabila engkau mau masuk ke dalam ka’bah, maka sesungguhnya hijir ini sebagian dari Ka’bah. Karena kaummu ketika membina Ka’bah kembali menguranginya hingga Hijir itu berada di luar Ka’bah.” (Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasai, dan Tirmizi).
5. Sumur Zam-zam
Sumur ini terletak 21 meter dari lokasi Ka’bah. Dari penelitian, sumur ini menghasilkan 11-18,5 liter setiap detik. Kedalamannya mencapai 30 meter dan terbagi dalam tiga bagian, dari arah bukit Shafa, dari arah Ka’bah dan dari arah bukit. Minumlah air zamzam sambil berdoa. Ulama mengajarkan agar zamzam diminum dalam tiga kali tegukan. Tegukan pertama hendaknya berdoa agar dimantapkan iman, tegukan kedua agar dianugerahi ilmu pengetahuan, dan tegukan ketiga agar memperoleh rezeki halal yang memuaskan.
6. Di Bukit Shafa
Shafa merupakan bukit yang masuk bagian Masjidil Haram. Shafa merupakan titik awal dilaksanakannya sa’i.
7. Di Bukit Marwah
Marwah bagian bukit yang masuk Masjidil Haram. Marwah merupakan titik akhir dilaksanakannya sa’i.
8. Belakang Maqam Ibrahim
Jika berhaji atau umrah, sesudah melaksanakan thawaf tujuh putaran dan berdoa sejenak di Multazam, umat Islam disunatkan salat di belakang maqam Ibrahim. Maqam Ibrahim sendiri lokasinya masih di dekat Ka’bah, tidak jauh dari Multazam. Secara harafiah maqam berarti tempat berdiri yang bermakna kedudukan. Riwayat-riwayat menyatakan maqam Ibrahim awalnya adalah batu yang digunakan oleh Nabi Ibrahim as untuk berdiri ketika kembali membangun Ka’bah. Di batu itu tampak jelas bekas pijakan kaki yang dipercaya sebagai jejak kaki Nabi Ibrahim as.
Keistimewaan maqam ini di sebutkan Allah dalam QS Al Baqarah: 125: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah), tempat berkumpul bagi manusia, dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkanlah rumah-ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’, dan yang sujud’.” Kemudian dalam kitab Qadhaya al Mar’ah fi al Hajj wa al Umrah, karangan Dr. ‘Ablah Muhammad al Kahlawi menuliskan bahwa “di antara keutamaan Maqam Ibrahim ialah dikabulkannya setiap doa yang dipanjatkan disana”.
9. Raudah
Terdapat sebuah tempat yang merupakan bagian dari Masjidil Nabawi di Madinah dengan julukan taman surga. Tempat ini disebut dengan ar Raudhah. Ar Raudhah adalah ruang di antara mimbar dan makam Rasulullah Saw. Tentang keutamaan Raudhah tergambar dalam hadits berikut. Rasulullah Saw bersabda: “Tempat antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.” (HR. Muslim).
Tinggalkan komentar Anda disini
Email Anda tidak akan kami publish. Form bertanda * harus diisi