Tips Hadapi Cuaca Dingin Selama Umroh
Banyak calon jamaah umroh khususnya mereka yang baru pertama kali ke Tanah Suci membayangkan bahwa Kota Mekah dan Madinah merupakan hamparan padang pasir tandus yang panas. Anggapan itu tak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.
Sebenarnya Arab Saudi juga memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim dingin. Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, saat musim panas yang biasanya dimulai bulan Maret hingga Agustus, matahari terasa sangat terik. Suhu udara bisa mencapai 50 derajat celcius pada siang hari dan akan terasa hangat di malam hari dengan suhu antara 30 sampai 40 derajat.
Sedangkan musim dingin biasanya terjadi mulai bulan September hingga Maret. Puncak musim dingin justru terjadi pada awal musim umroh, yakni sekitar bulan November hingga Februari. Saat itu selain masih dingin, kepadatan jamaah umroh juga belum mencapai puncaknya.
Bagi jamaah umroh yang berasal dari negara beriklim dingin, suhu di Tanah Suci pada bulan September hingga Maret nanti mungkin tidak akan menjadi persoalan serius. Namun bagi jamaah umroh dari Indonesia, suhu udara yang kadang dapat mencapai di bawah nol derajat celcius akan menjadi kendala yang sangat serius.
Serangan hawa dingin dan hembusan angin kencang akan dialami jamaah umroh semenjak menapakkan kaki baik di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, atau Bandara Madinah Almunawarah dan tentunya Mekah Almukaramah. Kondisi dingin akan memuncak menjelang pagi hari dan di malam hari.
Tak ayal gangguan kesehatan pun kerap menghampiri para jamaah apabila tidak diantisipasi dengan baik sebelumnya. Dan pada akhirnya berpotensi mengganggu kelancaran ibadah jamaah umroh.
Sumber : (travel.dream.co.id)
Tinggalkan komentar Anda disini
Email Anda tidak akan kami publish. Form bertanda * harus diisi